Minggu, 21 April 2013

REYOG PONOROGO


 A.    Sejarah
Menurut Babad Ponorogo, berdirinya Kabupaten Ponorogo dimulai setelah Raden Katong sampai di wilayah Wengker, lalu memilih tempat yang memenuhi syarat untuk pemukiman (yaitu di dusun Plampitan Kelurahan Setono Kecamatan Jenangan sekarang). Melalui situasi dan kondisi yang penuh dengan hambatan, tantangan, yang datang silih berganti, Raden Katong, Selo Aji, dan Ki Ageng Mirah beserta pengikutnya terus berupaya mendirikan pemukiman.
Tahun 1482 – 1486 M, untuk mencapai tujuan menegakkan perjuangan dengan menyusun kekuatan, sedikit demi sedikit kesulitan tersebut dapat teratasi, pendekatan kekeluargaan dengan Ki Ageng Kutu dan seluruh pendukungnya ketika itu mulai membuahkan hasil.
Dengan persiapan dalam rangka merintis kadipaten didukung semua pihak, Bathoro Katong (Raden Katong) dapat mendirikan Kadipaten Ponorogo pada akhir abad XV, dan ia menjadi adipati yang pertama.
Kadipaten Ponorogo berdiri pada tanggal 11 Agustus 1496, tanggal inilah yang kemudian di tetapkan sebagai hari jadi kota Ponorogo. Penetapan tanggal ini merupakan kajian mendalam atas dasar bukti peninggalan benda-benda purbakala di daerah Ponorogo dan sekitarnya, juga mengacu pada buku Hand book of Oriental History, sehingga dapat ditemukan hari wisuda Bathoro Katong sebagai Adipati Kadipaten Ponorogo. Sejak berdirinya Kadipaten Ponorogo dibawah pimpinan Raden Katong , tata pemerintahan menjadi stabil dan pada tahun 1837 Kadipaten Ponorogo pindah dari Kota Lama ke Kota Tengah menjadi Kabupaten Ponorogo hingga sekarang.
Asal-usul nama Ponorogo bermula dari kesepakatan dalam musyawarah bersama Raden Bathoro Katong, Kyai Mirah, Selo Aji dan Joyodipo pada hari Jum'at saat bulan purnama, bertempat di tanah lapang dekat sebuah gumuk (wilayah katongan sekarang). Didalam musyawarah tersebut di sepakati bahwa kota yang akan didirikan dinamakan Pramana Raga yang akhirnya berubah menjadi Ponorogo.
Pramana Raga terdiri dari dua kata: Pramana yang berarti daya kekuatan, rahasia hidup, permono, wadi sedangkan Raga berarti badan, jasmani. Kedua kata tersebut dapat ditafsirkan bahwa dibalik badan, wadak manusia tersimpan suatu rahasia hidup(wadi) berupa olah batin yang mantap dan mapan berkaitan dengan pengendalian sifat-sifat amarah, aluwamah, shufiah dan muthmainah. Manusia yang memiliki kemampuan olah batin yang mantap dan mapan akan menempatkan diri dimanapun dan kapanpun berada.
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok, namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak istri raja Majapahit yang berasal dariCina, selain itu juga murka kepada rajanya dalam pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan giginya. Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Bhre Kertabhumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer di antara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru di mana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu.
Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujang Anom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan "kerasukan" saat mementaskan tariannya.
Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai warisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.




B.     Pementasan Seni Reog
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tarikuda lumping.
Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burungmerak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.




C.    Tokoh – tokoh dalam Seni Reog
Ø  Jathil
Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang penari.

Jathilan ini pada mulanya ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip dengan wanita yang cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak tari yang silih berganti antara irama mlaku (lugu) dan irama ngracik.
Ø  Warok
Warok yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).

Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.
Ø  Barongan (Dadak merak)
Barongan (Dadak merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong. Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik - manik (tasbih).Krakap terbuat dari kain beludru warna hitam disulam dengan monte, merupakan aksesoris dan tempat menuliskan identitas group reog. Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram.

Ø  Klono Sewandono

Klono Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri (kekasihnya). Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.

Ø  Bujang Ganong

Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di tunggu - tunggu oleh penonton khususnya anak - anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.


           D.    Kontroversi
Tarian sejenis Reog Ponorogo yang ditarikan di Malaysia dinamakan Tari Barongan Tarian ini juga menggunakan topeng dadak merak, yaitu topeng berkepala harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak. Deskripsi dan foto tarian ini ditampilkan dalam situs resmi Kementrian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia.
Kontroversi timbul karena pada topeng dadak merak di situs resmi tersebut terdapat tulisan "Malaysia", dan diakui sebagai warisan masyarakat dari Batu Pahat, Johor dan Selangor, Malaysia. Hal ini memicu protes berbagai pihak di Indonesia, termasuk seniman Reog asal Ponorogo yang menyatakan bahwa hak cipta kesenian Reog telah dicatatkan dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004, dan dengan demikian diketahui oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia. Ditemukan pula informasi bahwa dadak merak yang terlihat di situs resmi tersebut adalah buatan pengrajin Ponorogo. Ribuan seniman Reog sempat berdemonstrasi di depan Kedutaan Malaysia di Jakarta. Pemerintah Indonesia menyatakan akan meneliti lebih lanjut hal tersebut. Pada akhir November 2007, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain menyatakan bahwa Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu. Reog yang disebut “Barongan” di Malaysia dapat dijumpai di Johor dan Selangor, karena dibawa oleh rakyat Jawa yang merantau ke negeri tersebut.

Senin, 11 Maret 2013

Pantai Klayar, Pacitan, Jawa Timur

Pantai Klayar berada di Desa Sendang, masuk di wilayah Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Pantai Klayar Ini berada sekitar 35 km ke arah barat Kota Pacitan, dan dapat di capai sekitar 60 menit dari kota Pacitan.


Klayar adalah pantai eksotik dengan hamparan pasir putih, batu karang mirip Sphinx, karang bolong, seruling laut dan air mancur alami hingga setinggi 10 meter yang menjadikannya pantai dengan pesona alam yang tiada duanya.
Klayar terletak kurang lebih 45 km sebelah barat Pacitan dan dapat dicapai dengan sepeda motor ataupun mobil. Perjalanan menuju ke sana adalah sebuah tantangan tersendiri yang akan memacu adrenalin karena jalan yang sempit dan rusak di beberapa bagian, kelokan tajam serta rute naik turun perbukitan. Ada beberapa ruas dengan tanjakan dan turunan cukup ekstrim. Namun demikian, keindahan pemandangan bukit dan lembah hijau akan menemani sepanjang perjalanan.
Pantai ini masih sangat sepi. Harga tiket masuk pantai ini sangat murah, yaitu Rp. 3000 untuk anak-anak dan Rp. 5000 untuk orang  dewasa. Jika datang bukan pada hari libur, Anda hanya akan menemukan beberapa nelayan yang sedang memancing. Hamparan pasir putih membentang dengan ombak sejernih kristal memecah di bibir pantai, diapit bukit karang di kanan dan kirinya. Anda bisa naik ke bukit karang di sebelah kanan dan menikmati pemandangan landscape Klayar yang indah dari sebuah gardu pandang.
Batu-batu karang menjulang tinggi di sebelah timur laguna. Salah satunya kalau diperhatikan mirip dengan bentuk Sphinx. Menjelajahi area karang di belakangnya, terlihat beberapa lubang kecil berisi air yang nampaknya menjadi rumah bagi kepiting-kepiting kecil. Nun jauh di sebelah kanan, nampak bukit karang dengan terowongan alami di bawahnya.

Jangan kaget ketika di belakang Anda tiba-tiba sebuah air mancur menyembur ke atas. Lagi-lagi sebuah fenomena alam luar biasa. Ada sebuah celah di batu karang ini. Ketika ombak datang dengan cukup deras, sebagian airnya masuk ke bawah batu dan menyembur ke atas seolah sebuah air mancur raksasa yang bisa mencapai ketinggian hingga 10 meter. Air mancur ini juga disertai dengan suara mirip siulan sehingga sering disebut sebagai seruling laut.
Ingin berlama-lama menikmati keeksotisan Klayar? Anda bisa mencoba spot favorit yaitu dengan naik ke pinggang batu karang sphinx yang cukup lebar dan duduk di sana sambil menikmati gulungan ombak laguna dengan efek air terjunnya di sebelah kanan, air mancur alami di sebelah kiri, karang bolong nun jauh di sana, dan bentangan laut sejauh mata memandang. Rebahkan tubuh dan tutuplah mata. Dengarkan laut bernyanyi untuk Anda dengan deburan ombaknya, dan Anda pasti langsung jatuh cinta.


Jumat, 12 Oktober 2012

Suaka Margasatwa Sermo, sarana pembelajaran alam




Carilah ilmu sampai ke negeri cina, ungkapan ini sangat tepat bagi yang ingin menimba ilmu sebanyak banyaknya. Pelajaran pun tidak hanya di dapat dari proses belajar mengajar yang ada di dalam ruangan sekolah, namun belajar dapat di dapat dari alam sekitar. Salah satu tempat yang cocok untuk memberikan satu masukan pelajaran yakni Suaka Margasatwa Sermo.

Suaka Margasatwa sermo berada tidak jauh dari Waduk sermo sekitar 36 km dari Yogyakarta, secara administrati berada di 3 desa yakni Desa Hargowilis dan Hargorejo yang berada dikecamatan Kokap dan desa Karangsari yang termasuk dalam wilayah kecamatan Pengasih, Kulon Progo Yogyakarta. Suaka Margasatwa ini mempunyai luas sebesar 181 ha, dan terletak pada ketinggian yang beragam yakni 70 meter diatas permukanaan laut hingga 100 meter dari permukaan laut.
Suaka Margasatwa ini juga sbagai penopang utama sumber air waduk sermo.
Pada awal ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa, hutan ini mempunyai fungsi sebagai hutan produksi yang dikelola oleh Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sebagai pelaksana ada dibawah Dinas kehutanan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang kemudian difungsikan sebagai hutan lindung hingga saat ini.


Ekosistem kawasan hutan ini merupakan ekosistem pegunungan rendah dengan hutan tanaman atau hutan yang merupakan hasil penanaman oleh pemerintah. Keanekaragaman hayati berupa flora cenderung bersifat homogen sedangkan keanekaragaman satwa termasuk dalam kawasan plat sunda. Udara lembab dan angin khas pegunungan akan menyambut anda ketika memasuka kawasan ini, Berbagai macam pohon terdapat dikawasan ini antara lain pinus, jati, akasia, kayu putih dan masih banyak lagi yang terbagi dalm petak petak sesuai dengan jenisnya masing-masing. Ini dibuat agar pelajar atau mahasiswa serta peneliti dapat mudah dalam melakukan penelitian.


Keindahan kawasan Suaka Margasatwa ini sangat terlindah cantik ketika pagi dan sore hari dimana kala sinar mentari menyeruak masuk diantara pepohonan ini akan menjadikan pemandangan indah dan menakjubkan. Bagi yang menyukai satwa atau peneliti dan juga pengamat satwa anda akan disuguhi berbagai macam satwa yang hidup di kawasan suaka margasatwa ini. Beberapa yang dapat anda temui di kawasan suaka margasatwa ini antara lain bondol jawa, kepodang hitam, cucak kutilang, punai gading, tekukur dan masih banyak jenis yang lain sehingga anda yang berminat untuk meneliti dan mengamatinya bisa dengan sepuanya menikmatinya.

Menjadi keasyikan sendiri mengunjungi kawasan Suaka margasatwa ini yang masih dalam satu area dengan waduk sermo karena kita sekaligus dapat menikmati waduk ini. Setelah lelah berjalan dalam hutan dan menikmati flora dan fauna dapat melepas lelah di tepian waduk sermo. Atau bahkan sebaliknya jika anda camping di waduk sermo anda paginya bisa menyempatkan melihat kawasan ini.

Di beberapa tempat dikawasan ini sudah ada warung sebagai bagian fasilitas yang sudah siap membantu anda dalam menikmati kawasan Suaka Margasatwa. Namun bagi anda yang ingin menikmati Susana alam dapat membawa tenda sendiri dan mendirikan tenda di area Suaka Margasatwa. Untuk menikmati kawasan Suaka Margasatwa Sermo ini anda tidak dipungut biaya kecuali anda memasuki waduk sermo.


How to get there :
Dengan Mengunakan kendaraan umum yang menuju terminal wates, kemudian berganti bis jurusan waduk sermo atau kokap.
Kendaraan Pribadi dengan rute Yogyakarta- sentolo – pengasih – Kokap

Berkunjung ke Hutan Mangrove di Yogyakarta.





Di Yogyakarta kita bisa menemukan hutan mangrove, yakni bila kita menuju ke arah pantai selatan. Tepatnya berada diantara Pantai depok dan Pantai samas, secara administratif berada di dusun Baros, Kretek, Bantul, Yogyakarta. Lokasi ini sangat mudah ditempuh yakni melewati jalan Parangtritis ataupun jl. Bantul arah Pantai Samas. Jika melalui jl. Parangtritis sesampainya di pertigaan besar jika kekanan kearah Pantai Samas ikuti jalan tersebut.




Hutan mangrove ini merupakan kawasan yang dibangun oleh Kelompok Pemuda pemudi Baros (KP2B) serta dukungan dari LSM Relung Yogyakarta pada tahun 2003. Hutan mangrove tersebut sebagai upaya yang dilakukan agar dapat menciptakan konservasi alamiah daerah sekitar muara sungai opak dan oyo 
tersebut.  atau apapun yang berkaitan dengan keberadaan hutan mangrove beliau pasti akan meluangkan waktunya. Walalupun rumah mbah war sebenarnya berada di desa Baros namun waktunya banyak tersita di gubuk tersebut, selain menggarap lahan sawah dan mengurus ternak yang tidak jauh dari hutan mangrove beliau juga mengamati keberadaan tanaman mangrove tersebut.





Bagi anda yang akan berkunjung disana bisa singgah disebuah gubug yang merupakan salah satu tempat yang juga berperan dalam pengadaan hutan mangrove ini bahkan dalam mas perintisannya. Orang ini dikenal dengan nama mbah War, beliau mengikuti pembinaan seluk beluk mengenai tanaman mangrove ini, jadi bisa menceritakan awal mula pembentukan hutan mangrove di tempat ini.


Keberadaan mbah war sangat membantu karena setiap saat ada kunjungan tamu



Kawasan ini memang terdapat areal pertanian seperti halnya milik mbah war tadi, sehingga kawasan ini pada dasarnya untuk menjaga konservasi daerah pesisir pantai Baros yang setiap saat terancam abrasi pantai dan juga banjir dari sungai opak sendiri. Selain itu juga sebagai tempat belajar bagi orang orang yang sedang membutuhkan dan mempelajari ekosistem hutan mangrove dan tanaman mangrove itu sendiri yakni berupa tumbuhan Rhizophora, Avicennia, Brugueira, dan Nypha. Bahkan beberapa fauna di hutan mangrove ini, ada burung, ikan, dan juga serangga yang bisa dipelajari terutama hewan khas mangrove yakni Gelodok, Uca, Scylla dan berbagai jenis Mollusca. Selain itu kita juga dapat belajar cara menanam tanaman mangrove ditempat ini.


How to get there :

Menggunakan kendaraan pribadi, jika menggunakan kendaraan umum dari dari pantai samas masih agak jauh dan tidak ada angkutan dari pantai samas ke hutan mangrove.

Minggu, 07 Oktober 2012

Kali Gembyong, menikmati air terjun dialiran sungai




Kali gembyong yang berada di kawasan Gunung kidul tepatnya di sekitar Pathuk yakni Di dusun Salaran, desa Ngoro oro, kecamatan Pathuk, kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta yang masih sangat dekat dengan Gunung Nglanggeran dan tidak jauh dari Bukit bintang Hargodumilah. Dusun ini pun mendapat julukan dusun seribu tower, Karena saking banyaknya tower atau menara stasiun TV yang dibangun ditempat ini semenjak TV swasta mulai marak di Indonesia khusunya di Yogyakarta.


Kali gembyong merupakan pertemuan / tempuran dua sungai atau kali yakni kali Lemah Abang (Prambanan) dan kali Semilir (Gunung kidul). Yang pada salah satu alirannya terdapat sebuah air terjun yang sangat indah dengan tinggi kurang lebih 2 meter. Namun jika musim kemarau aliran air terjun tidak begitu deras tapi gemericiknya air yang sedikit tersebut mampu memecah keheningan lembah sungai tersebut. Keberadaan air terjun ini akan sangat indah jika air yang mengalir banyak, eksotisme air terjun ini dapat menahan anda untuk berlama lama menikmati segarnya air ini.


Satu sensasi lagi yang dapat dijumpai di Sungai gembyong ini adalah jembatan gantung yang melintang diatas kali gembyong. Jembatan yang menghubungkan keberadaan desa Ngoro oro yang merupakan wilayah Kabupaten Gunung Kidul dengan desa Gayam Harjo yang merupakan wilayah Kabupaten Sleman. Jembatan yang dibangun pada tahun 1995 – 1996 ini diberi nama Jembatan Gantung Lemah Abang


Tempat ini sering digunakan beberapa warga khususnya pemuda di desa ini untuk menghabiskan waktu dikala sore hari dengan sekedar nongkrong dan ngorol kesana kemari. Hal yang sangat disayangkan adalah terkadang aksi corat coret atau vandalism masih terjadi yang mengakibatkan kesan kotor pada jembatan yang harusnya dijaga, bukan tidak mungkin nantiny jika berkembang maka akan menjadi tujuan wisata yang benar benar dapat menarik wisatawan.


Jembatan gantung lemah abang ini mempunyai konstruksi dengan rangka utamanya terbuat dari besi yan dicat kuning sedangkan sebagai jalan terbuat dari kayu. Saat ini beberapa papan kayu tersebut sudah ada yang lapuk sehingga anda harus berhati hati saat meniti jembatan tersebut. Dan yang membuat asik meniti jembatan gantung yakni sensasi goyangan yang lumayan hebat menjadi sensasi tersendiri.


How to get there :
Dengan kendaraan umum dari Yogyakarta jurusan wonosari turun di Desa Pathuk kemudian dilanjutkan ojek untuk menuju kali Gembyong tersebut atau kalau ingin berjalan santai bisa juga dengan jarak kurang lebih 5 hingga 7 km
Dengan kendaraan pribadi baik roda empat maupun roda dua

Minggu, 23 September 2012

Air terjun Tumpuk, sawoo Ponorogo

Suatu senja sore dan tanpa direncanakan sebelumnya, dan dari pada bengong dirumah, maka saya dan teman saya mencoba keliling lagi karena sudah lama tidak mengadakan penjelajahan, khususnya daerah Ponorogo dan sekitarnya. Yup, bertempat di Desa Tumpuk Kecamatan sawoo Ponorogo, yang tepatnya desa sebelum perbatasan Ponorogo-trenggalek, saya mencoba mencari suatu tempat untuk hanya sekedar foto-foto untuk narsis. Ya sebelumnya saya juga tidak tahu akan kemana tujuannya, tapi setelah mengamati dari jalan raya Ponorogo-Trenggalek (pandangan saya arahkan ke suatu lembah). dan saya pun menuju ketempat tersebut. Dan ternyata benar saja, saya dapat menikmati pemandangan yang luar biasa dibawah jembatan yang akan menuju desa tersebut.


Batu-batu besar, kelokan-kelokan air yang terbentuk proses alam, jernihnya air yang segar, menghiasi proses pengambilan gambar. Dan kalau saya bisa berkata, ini adalah seperti water boom alami, karena bentuk aliran diatas batu cadas yang halus bekelok-kelok. Aliran air disungai yang namanya sendiri kurang tahu namanya ini membentuk air terjun tiga tingkat yang rta tingginya sekitar 4 sampai 7 meter, dan setiap tingkat mempunyai kolam besar yang dalam dibawah jatuhnya air tersebut. Dan inilah dokumentasinya :










Puncak Suroloyo







Puncak suroloyo berada di jajaran pegunungan menoreh dan merupakan bukit tertinggi yakni berada di 1.091 m diatas permukaan laut. Berada di keceme, desa Gerbosari, kecamatan samigaluh, 45 km dari yogyakarta. Tepat berada diperbatasan antara yogyakarta dengan jawa tengah. Satu kaki berada diwilayah yogyakarta sedangkan satu kaki bisa kita pijakkan ke kecamatan Borobudur, Jawa tengah.


Dari puncak suroloyo dapat kita saksikan puncak dari Candi Borobudur dan juga gunung merapi yang bersanding dengan gunung merbabu demikian juga gunung sumbing yang bersanding dengan sindoro. Jika anda beruntung dari puncak ini juga dapat menikmati sunset ataupun sunrise yang sangat elok.


Puncak suroloyo tidak terlepas dari mitos bahwa tempat tersebut dahulunya sebagai tempat bertapanya Sultan Agung Hanyokrokusumo, dimna beliau mendapatkan wangsit akan memerintah tanah jawa. Oleh karena itu puncak ini disebut sebagai Kiblat Pancering Bumi (pusat dari empat penjuru) tanah jawa. Bahkan pada masa Hindu kuno mempercayai bahwa letak kayangan atau tempat para dewa berada puncak himalaya yang merupakan gunung tertinggi di dunia, untuk menggambarkan tempat kediaman para dewa tersebut para pendeta hindu ditanah jawa memakai puncak suroloyo sebagai peraga kayangan tersebut.


Kondisi puncak suroloyo sekarang ini sudah berbenah dengan beberapa tambahan fasilitas yang membuat nyaman para pengunjung. Fasilitas yang ada saat ini salah satunya berupa penerangan dengan tenaga matahari yang mampu menerangi puncak suroloyo, karena tempat ini terlebih pada malam satu muharram banyak dikunjungi oleh pengunjung. Kemudian tersedianya menara suar yang semakin memeperindah puncak suroloyo, karena di menara suar ini terpasang lampu dengan watt yang tinggi serta dapat berputar 360o sehingga dapat terlihat dari kejauhan. Demikian juga penerangan disepanjang jalan naik ke puncak suroloyo sudah terintegrasi dengan baik sehingga pengunjung yang ingin menikmati sunrise biasanya datang pada tengah malam atau dini hari atau para pencari waktu sunset pasti mereka akan meninggalkan tempat ini dalam kondisi yang sudah gelap, hal ini yang mendorong pihak Dinas Pariwisata Kulon progo menata penerangan di puncak suroloyo ini.


Saat ini juga ada wahana baru yang dapat anda nikmati jika berkunjung ke Puncak Suroloyo, yakni sesuatu yang dapat memberikan tantangan sekaligus memacu adrenalin kita yakni Flying Fox yang berada disisi barat puncak suroloyo. Flying fox ini melintasi diantara tebing dan jurang yang sangat dalam. Pada tempat flying fox ini jelas terlihat puncak suroloyo yang sangat indah dan juga pemandangan arah samigaluh. Untuk sarana infrastruktur jalan beberapa titik sudah diperlebar, ini guna kelancaran dan keselamatan para pengunjung yang hendak berwisata di puncak suroloyo ini.


Untuk menuju ke Puncak Suroloyo ini belum tersedia angkutan umum, kita
 
mesti harus membawa atau menggunakan kendaraan pribadi.untuk menuju puncak suroloyo perlu diperhatikan bebrapa hal karena medan jalan yang sangat berat berupa tikungan tajam dan tanjakan terjal serta beberapa ruas jalan yang masih sempit memerlukan kondisi kendaraan yang fit serta sopir yang handal dan menguasai medan jalan yang kanan kiri berupa jurang yang dalam. Rute yang bisa di tempuh : dari Yogyakarta kearah jl. Godean-Kenteng-Nanggulan-Kalibawang-Suroloyo atau dari arah Magelang-muntilan-jl.wates-kalibawang-suroloyo. Atau anda ingi mencoba tracking anda bisa menggunakan jalur borobudur dan melewati jalan setapak. Untuk pendukung tempat wisata yang berupa warung makan masih minim sekali hanya ada beberapa warung kecil saja yang menyediakan kopi atau teh serta makanan alakadarnya.


How to get there : Menggunakan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor