Jumat, 12 Oktober 2012

Suaka Margasatwa Sermo, sarana pembelajaran alam




Carilah ilmu sampai ke negeri cina, ungkapan ini sangat tepat bagi yang ingin menimba ilmu sebanyak banyaknya. Pelajaran pun tidak hanya di dapat dari proses belajar mengajar yang ada di dalam ruangan sekolah, namun belajar dapat di dapat dari alam sekitar. Salah satu tempat yang cocok untuk memberikan satu masukan pelajaran yakni Suaka Margasatwa Sermo.

Suaka Margasatwa sermo berada tidak jauh dari Waduk sermo sekitar 36 km dari Yogyakarta, secara administrati berada di 3 desa yakni Desa Hargowilis dan Hargorejo yang berada dikecamatan Kokap dan desa Karangsari yang termasuk dalam wilayah kecamatan Pengasih, Kulon Progo Yogyakarta. Suaka Margasatwa ini mempunyai luas sebesar 181 ha, dan terletak pada ketinggian yang beragam yakni 70 meter diatas permukanaan laut hingga 100 meter dari permukaan laut.
Suaka Margasatwa ini juga sbagai penopang utama sumber air waduk sermo.
Pada awal ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa, hutan ini mempunyai fungsi sebagai hutan produksi yang dikelola oleh Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sebagai pelaksana ada dibawah Dinas kehutanan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang kemudian difungsikan sebagai hutan lindung hingga saat ini.


Ekosistem kawasan hutan ini merupakan ekosistem pegunungan rendah dengan hutan tanaman atau hutan yang merupakan hasil penanaman oleh pemerintah. Keanekaragaman hayati berupa flora cenderung bersifat homogen sedangkan keanekaragaman satwa termasuk dalam kawasan plat sunda. Udara lembab dan angin khas pegunungan akan menyambut anda ketika memasuka kawasan ini, Berbagai macam pohon terdapat dikawasan ini antara lain pinus, jati, akasia, kayu putih dan masih banyak lagi yang terbagi dalm petak petak sesuai dengan jenisnya masing-masing. Ini dibuat agar pelajar atau mahasiswa serta peneliti dapat mudah dalam melakukan penelitian.


Keindahan kawasan Suaka Margasatwa ini sangat terlindah cantik ketika pagi dan sore hari dimana kala sinar mentari menyeruak masuk diantara pepohonan ini akan menjadikan pemandangan indah dan menakjubkan. Bagi yang menyukai satwa atau peneliti dan juga pengamat satwa anda akan disuguhi berbagai macam satwa yang hidup di kawasan suaka margasatwa ini. Beberapa yang dapat anda temui di kawasan suaka margasatwa ini antara lain bondol jawa, kepodang hitam, cucak kutilang, punai gading, tekukur dan masih banyak jenis yang lain sehingga anda yang berminat untuk meneliti dan mengamatinya bisa dengan sepuanya menikmatinya.

Menjadi keasyikan sendiri mengunjungi kawasan Suaka margasatwa ini yang masih dalam satu area dengan waduk sermo karena kita sekaligus dapat menikmati waduk ini. Setelah lelah berjalan dalam hutan dan menikmati flora dan fauna dapat melepas lelah di tepian waduk sermo. Atau bahkan sebaliknya jika anda camping di waduk sermo anda paginya bisa menyempatkan melihat kawasan ini.

Di beberapa tempat dikawasan ini sudah ada warung sebagai bagian fasilitas yang sudah siap membantu anda dalam menikmati kawasan Suaka Margasatwa. Namun bagi anda yang ingin menikmati Susana alam dapat membawa tenda sendiri dan mendirikan tenda di area Suaka Margasatwa. Untuk menikmati kawasan Suaka Margasatwa Sermo ini anda tidak dipungut biaya kecuali anda memasuki waduk sermo.


How to get there :
Dengan Mengunakan kendaraan umum yang menuju terminal wates, kemudian berganti bis jurusan waduk sermo atau kokap.
Kendaraan Pribadi dengan rute Yogyakarta- sentolo – pengasih – Kokap

Berkunjung ke Hutan Mangrove di Yogyakarta.





Di Yogyakarta kita bisa menemukan hutan mangrove, yakni bila kita menuju ke arah pantai selatan. Tepatnya berada diantara Pantai depok dan Pantai samas, secara administratif berada di dusun Baros, Kretek, Bantul, Yogyakarta. Lokasi ini sangat mudah ditempuh yakni melewati jalan Parangtritis ataupun jl. Bantul arah Pantai Samas. Jika melalui jl. Parangtritis sesampainya di pertigaan besar jika kekanan kearah Pantai Samas ikuti jalan tersebut.




Hutan mangrove ini merupakan kawasan yang dibangun oleh Kelompok Pemuda pemudi Baros (KP2B) serta dukungan dari LSM Relung Yogyakarta pada tahun 2003. Hutan mangrove tersebut sebagai upaya yang dilakukan agar dapat menciptakan konservasi alamiah daerah sekitar muara sungai opak dan oyo 
tersebut.  atau apapun yang berkaitan dengan keberadaan hutan mangrove beliau pasti akan meluangkan waktunya. Walalupun rumah mbah war sebenarnya berada di desa Baros namun waktunya banyak tersita di gubuk tersebut, selain menggarap lahan sawah dan mengurus ternak yang tidak jauh dari hutan mangrove beliau juga mengamati keberadaan tanaman mangrove tersebut.





Bagi anda yang akan berkunjung disana bisa singgah disebuah gubug yang merupakan salah satu tempat yang juga berperan dalam pengadaan hutan mangrove ini bahkan dalam mas perintisannya. Orang ini dikenal dengan nama mbah War, beliau mengikuti pembinaan seluk beluk mengenai tanaman mangrove ini, jadi bisa menceritakan awal mula pembentukan hutan mangrove di tempat ini.


Keberadaan mbah war sangat membantu karena setiap saat ada kunjungan tamu



Kawasan ini memang terdapat areal pertanian seperti halnya milik mbah war tadi, sehingga kawasan ini pada dasarnya untuk menjaga konservasi daerah pesisir pantai Baros yang setiap saat terancam abrasi pantai dan juga banjir dari sungai opak sendiri. Selain itu juga sebagai tempat belajar bagi orang orang yang sedang membutuhkan dan mempelajari ekosistem hutan mangrove dan tanaman mangrove itu sendiri yakni berupa tumbuhan Rhizophora, Avicennia, Brugueira, dan Nypha. Bahkan beberapa fauna di hutan mangrove ini, ada burung, ikan, dan juga serangga yang bisa dipelajari terutama hewan khas mangrove yakni Gelodok, Uca, Scylla dan berbagai jenis Mollusca. Selain itu kita juga dapat belajar cara menanam tanaman mangrove ditempat ini.


How to get there :

Menggunakan kendaraan pribadi, jika menggunakan kendaraan umum dari dari pantai samas masih agak jauh dan tidak ada angkutan dari pantai samas ke hutan mangrove.

Minggu, 07 Oktober 2012

Kali Gembyong, menikmati air terjun dialiran sungai




Kali gembyong yang berada di kawasan Gunung kidul tepatnya di sekitar Pathuk yakni Di dusun Salaran, desa Ngoro oro, kecamatan Pathuk, kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta yang masih sangat dekat dengan Gunung Nglanggeran dan tidak jauh dari Bukit bintang Hargodumilah. Dusun ini pun mendapat julukan dusun seribu tower, Karena saking banyaknya tower atau menara stasiun TV yang dibangun ditempat ini semenjak TV swasta mulai marak di Indonesia khusunya di Yogyakarta.


Kali gembyong merupakan pertemuan / tempuran dua sungai atau kali yakni kali Lemah Abang (Prambanan) dan kali Semilir (Gunung kidul). Yang pada salah satu alirannya terdapat sebuah air terjun yang sangat indah dengan tinggi kurang lebih 2 meter. Namun jika musim kemarau aliran air terjun tidak begitu deras tapi gemericiknya air yang sedikit tersebut mampu memecah keheningan lembah sungai tersebut. Keberadaan air terjun ini akan sangat indah jika air yang mengalir banyak, eksotisme air terjun ini dapat menahan anda untuk berlama lama menikmati segarnya air ini.


Satu sensasi lagi yang dapat dijumpai di Sungai gembyong ini adalah jembatan gantung yang melintang diatas kali gembyong. Jembatan yang menghubungkan keberadaan desa Ngoro oro yang merupakan wilayah Kabupaten Gunung Kidul dengan desa Gayam Harjo yang merupakan wilayah Kabupaten Sleman. Jembatan yang dibangun pada tahun 1995 – 1996 ini diberi nama Jembatan Gantung Lemah Abang


Tempat ini sering digunakan beberapa warga khususnya pemuda di desa ini untuk menghabiskan waktu dikala sore hari dengan sekedar nongkrong dan ngorol kesana kemari. Hal yang sangat disayangkan adalah terkadang aksi corat coret atau vandalism masih terjadi yang mengakibatkan kesan kotor pada jembatan yang harusnya dijaga, bukan tidak mungkin nantiny jika berkembang maka akan menjadi tujuan wisata yang benar benar dapat menarik wisatawan.


Jembatan gantung lemah abang ini mempunyai konstruksi dengan rangka utamanya terbuat dari besi yan dicat kuning sedangkan sebagai jalan terbuat dari kayu. Saat ini beberapa papan kayu tersebut sudah ada yang lapuk sehingga anda harus berhati hati saat meniti jembatan tersebut. Dan yang membuat asik meniti jembatan gantung yakni sensasi goyangan yang lumayan hebat menjadi sensasi tersendiri.


How to get there :
Dengan kendaraan umum dari Yogyakarta jurusan wonosari turun di Desa Pathuk kemudian dilanjutkan ojek untuk menuju kali Gembyong tersebut atau kalau ingin berjalan santai bisa juga dengan jarak kurang lebih 5 hingga 7 km
Dengan kendaraan pribadi baik roda empat maupun roda dua